• FYI

    03 Desember 2018

    Colok Gembrung: Kuliner Nikmat nan Unik, Khas Kota Manis Ciamis


    Kuliner satu ini termasuk jajanan tradisional yang murah meriah, merakyat dan punya keistimewaan tersendiri. Tak hanya rasanya yang enak dan nikmat, colok gembrung –demikian sebutannya, merupakan makanan yang sudah menjadi ikon khas Ciamis.

    Harganya cukup murah, terjangkau oleh isi dompet masyarakat kebanyakan. Anda hanya perlu mengeluarkan uang Rp. 5.000 untuk memperoleh seporsi colok gembrung berisi 10 tusuk. Jajanan yang sekilas mirip sate (tetapi berwarna kuning) ini menggunakan bahan baku kulit sapi yang direbus dan diberi bumbu khusus, tak akan ditemukan jejak pembakaran pada penampilannya.

    Tekstur ‘daging’ (sebenarnya kulit) yang ditusuk serta dilumuri bumbu akan terasa lembut dan nikmat di mulut. Bumbu nan gurih dan nikmat pada colok gembrung diracik dari bahan-bahan khusus, di antaranya galendo, bawang merah, bawang putih, katuncar (ketumbar), kunyit, garam dan gula.

    Sekilas, bumbu tersebut seperti mengandung laja (lengkuas), tetapi ternyata bahan tersebut tidak digunakan karena dihindari pengidap hipertensi. Demikian pengakuan Erik, penjual colok gembrung di Pasar Ciamis, yang biasa menggelar jualannya dari pagi hari pukul 5.30 WIB dan biasanya sudah habis pada 7.30 WIB.

    Baca juga: Erik: Lestarikan Colok Gembrung, Kuliner Asli Tatar Galuh!

    Bumbu colok gembrung dibuat tanpa bahan pengawet, sehingga daya tahannya tidak lama dan sajian tersebut harus segera disantap. Meski cepat basi, di sisi lain makanan ini terjamin nilai kesehatannya.

    Asal-usul Colok Gembrung

    Erik  yang berasal dari Dusun Pasir Datar, Desa Mekarjaya, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, mengaku sebagai generasi ke-4 pembuat colok gembrung di keluarganya. Ia menuturkan bahwa dulunya makanan tersebut merupakan hasil olahan limbah kulit, sisa pembuatan alat kesenian tradisional sunda, kendang.

    Kulit yang digunakan untuk membuat kendang berasal dari hewan kerbau atau munding (Bahasa Sunda). Kakek Erik sendiri asli berasal dari daerah yang bernama Pasar Munding di Pasir Datar. Nama diduga berasal dari adanya aktivitas pejagalan (tempat pemotongan hewan) kerbau yang sudah berlangsung turun-temurun. Hasil ikutan dari pemotongan kerbau, berupa kulitnya, dimanfaatkan oleh masyarakat dengan membuat alat musik, di antaranya berupa kendang.

    Alat musik tabuh tradisional semacam kendang, rebana atau sejenisnya, jika dibunyikan akan menghasilkan suara khas yang di dalam bahasa Sunda disebut gembrung. Suara alat musik yang terus-menerus ditabuh juga diistilahkan sebagai ngagegembrung. Diduga, inilah asal-usul penyebutan nama kuliner khas Ciamis ‘colok gembrung’. Kata colok sendiri berarti tusuk, menunjukkan makanan yang ditusuk seperti sate.

    Jika dulu bahan colok gembrung merupakan hasil olahan limbah pembuatan kendang yang diperoleh secara gratis, kini hal tersebut sudah tidak berlaku lagi. Pejagalan Pasar Munding sendiri hanya tinggal kisah masa lalu. Kulit yang digunakan untuk bahan baku colok gembrung kini sepenuhnya dibeli dan berasal dari hewan sapi.

    Nah, Anda tertarik untuk mencicipi colok gembrung? Anda dapat menikmati rasanya yang istimewa jika mengunjungi kota manis Ciamis.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Sejarah

    Fiksi

    Inspirasi