• FYI

    27 Agustus 2021

    Ikuti "Mapag Tirta Kahuripan" di Gunung Sawal, BFN Taciban Ajak Jaga Keselarasan Budaya dan Alam


    Berbagai pihak secara konsisten terus menunjukkan kepedulian terhadap pelestarian kawasan konservasi Gunung Sawal di Kabupaten Ciamis. Tak kurang dari para pegiat lingkungan hidup, pramuka, pecinta alam, karang taruna, komunitas adat, pelestari budaya, komunitas motor, dan berbagai kelompok lain turut serta dalam berbagai kegiatan yang diadakan dalam rangka mempertahankan kelestarian kawasan penting penyangga kehidupan ini.

    BFN Taciban (Brotherhood For Nature Tasik Ciamis dan Banjar) yang merupakan komunitas pecinta motor tua bagian dari keluarga besar BB 1% MC (Bikers Brotherhood 1% MC), ikut memberi perhatian besar pada isu-isu lingkungan. Masih dalam rangkaian kegiatan "Bakti Untuk Negeri" di Bulan Kemerdekaan, yang merupakan bagian peringatan HUT RI ke-76 tahun 2021, komunitas ini ikut melakukan pendakian ke Puncak Karantenan Gunung Sawal.

    BFN Taciban turut serta secara langsung dalam aksi nyata untuk melestarikan kawasan Gunung Sawal dengan melaksanakan penggantian spanduk peringatan dan himbauan yang berada di kawasan konservasi tersebut. Keberadaan spanduk himbauan dirasa penting untuk mengingatkan para pengunjung atau pendaki untuk tetap menjaga kelestarian kawasan hutan Gunung Sawal.

    Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Minggu, 22 Agustus 2021, bekerja sama dengan Masyarakat Adat Panjalu, Komunitas Pendaki Dines Ciamis, dan didampingi oleh petugas BKSDA Wilayah III Ciamis. Kegiatan ini juga dilaksanakan bersamaan dengan digelarnya acara adat “Mapag Tirta Kahuripan” yang merupakan bagian dari prosesi adat "Nyangku" yang dilaksanakan oleh masyarakat Panjalu.


    Prosesi "Mapag Tirta Kahuripan" tersebut berupa pengambilan air dari 7 mata air yang dikeramatkan, dan salah satunya terdapat di Puncak Karantenan yang merupakan puncak tertinggi di Gunung Sawal. Pengambilan air dari mata air tersebut mencerminkan kearifan lokal warga Panjalu dalam menjaga keberadaan mata air yang merupakan sumber kehidupan.

    Keberlangsungan prosesi adat yang harus dilaksanakan masyarakat Panjalu secara berkala, diyakini tidak akan dapat berlangsung sempurna jika keberadaan mata air tidak terjaga, sehingga “Mapag Tirta Kahuripan” pada hakikatnya memberi pesan simbolis agar masyarakat mempertahankan dan melestarikan Gunung Sawal.

    “Kami berusaha turut serta dalam kegiatan yang memberi pesan kuat untuk sama-sama melestarikan kawasan konservasi Gunung Sawal ini,” tutur Ivan Diantoro, salah satu member BFN Taciban yang ikut serta melakukan dalam kegiatan tersebut.

    “Kegiatan ini menunjukkan secara nyata keselarasan antara alam dan budaya di wilayah Ciamis ini. Ayo, kita jaga bersama,” imbuhnya.

    Spanduk yang sudah kurang baik kondisinya pada kesempatan tersebut diganti dengan spanduk baru yang sudah dipersiapkan. Isi spanduk di antaranya berupa larangan memasuki kawasan tanpa izin, larangan membuang sampah sembarangan, dan larangan mengganggu, apalagi mengambil, segala sesuatu dari kawasan tersebut, baik tumbuhan maupun satwa liar.

    Seperti diketahui, Gunung Sawal merupakan kawasan konservasi suaka margasatwa yang dilindungi oleh aturan hukum dan perundang-undangan. Setiap kegiatan pendakian dan lainnya di kawasan ini harus mendapatkan izin dari pihak BKSDA Wilayah III Ciamis.

    Penulis: @ciamisnulis
    Editor: @ciamis.info

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Sejarah

    Fiksi

    Inspirasi