• FYI

    18 April 2013

    Perlukah Taman Rafflesia Dibongkar?

    Taman Rafflesia adalah ikon tak terpisahkan dari kota Ciamis yang keberadaannya dimulai sejak diresmikan oleh Bupati Ciamis Dedem Ruchlia pada 12 Juni 1995, bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun kabupaten tersebut. Nama taman ini diambil dari tumbuhan langka bernama lengkap Rafflesia patma Blume yang habitatnya berada di Cagar Alam Pananjung Pangandaran dan ditetapkan sebagai tanaman langka dilindungi sejak tahun 1961.

    Taman Rafflesia (foto: nulisyu.wordpress.com)
    Taman Rafflesia yang ditata sedemikian rupa dan dihiasi tumbuhan-tumbuhan indah, pohon-pohon rindang, serta pelataran untuk aktivitas publik telah menjadi tujuan rekreasi murah meriah bagi masyarakat Ciamis. Taman tersebut juga dapat menjadi tempat penyelenggaraan berbagai kegiatan publik. Singkat kata, eksistensi Taman Rafflesia dinilai sangat terasa manfaatnya bagi masyarakat Ciamis.

    Tanpa menggugat fungsi dan manfaat keberadaan tamannya, ikon bunga Rafflesia dianggap sudah tidak relevan dengan kondisi Kabupaten Ciamis terkini. Demikian kira-kira opini yang dimunculkan oleh situs NULISYU beberapa waktu berselang. Laman yang dikelola tiga pelajar di kota manis tersebut memandang Kabupaten Ciamis sudah tidak punya bunga Rafflesia lagi, seiring telah lepasnya Kabupaten Pangandaran yang merupakan DOB (Daerah Otonomi Baru) hasil pemekaran dari Ciamis, sehingga penggunaan ikon bunga rafflesia sudah tidak sesuai lagi.

    Laman NULISYU menyebutkan pula, beberapa budayawan Ciamis sudah mengusulkan penggantian nama Taman Rafflesia dengan Taman Surawisesa, atau Taman Wastu Kencana, yang lebih mencerminkan nilai-nilai sejarah lokal dan relevan dengan kondisi Ciamis kekinian. Tak hanya berimbas pada nama taman, pemisahan Pangandaran juga menyebabkan Ciamis tak lagi memiliki wilayah laut, sehingga logo Kabupaten Ciamis yang memuat simbol laut sudah tak sesuai lagi.

    Meski hanya opini, dan masih memerlukan diskusi panjang dalam membicarakannya, beberapa pihak menganggap ide tersebut sebaiknya ditanggapai sebagai munculnya semangat menggali nilai-nilai lokal dan mendorong kemandirian sebagai tanggapan atas perubahan Ciamis pasca pemekaran.

    Bagaimana dengan pendapat Anda?

    Sejarah

    Fiksi

    Inspirasi