• FYI

    22 Juli 2019

    Bayu Permana, Penulis Muda Luar Biasa dari Pabuaran Panjalu


    Panjalu, sebuah wilayah di Ciamis utara, tak hanya memiliki keindahan alam yang mempesona, tetapi juga menyimpan bakat-bakat terpendam yang luar biasa. Salah seorang di antaranya bahkan sudah menunjukkan prestasi yang membanggakan dan mengharumkan nama baik daerah asalnya.

    Bayu Permana namanya. Sosoknya tampak kalem, tetapi produktivitasnya luar biasa. Penulis muda berbakat ini baru saja menyelesaikan sekolah di SMAN 1 Kawali, tetapi telah menghasilkan banyak karya. Tercatat, tidak kurang dari tujuh buku yang dipersembahkannya dan dipublikasi oleh penerbit Coconut Books, Aksara Plus, dan Hikaru Publishing.

    Karya-karya Bayu mendapat apresiasi positif dari penggemarnya, bahkan menjadi best seller di jaringan toko buku Gramedia. Tak heran, pengikut Bayu di media sosial memang sudah puluhan ribu orang.

    Berawal dari Membaca

    Kemampuan menulis Bayu mulai terbentuk sejak usia belia, terutama karena hobinya memang membaca. Hal tersebut didukung oleh kebiasaan ayahnya yang sering membawakan bacaan seperti novel atau komik sepulang bepergian dari kota.

    Bayu sendiri juga suka membaca buku-buku yang tersedia di TBM (Taman Bacaan Masyarakat) Rumah Baca Cahaya Ilmu yang dikelola oleh pegiat literasi Ciamis, Rossy Nurhayati. Rumah Bayu sendiri memang masih satu lingkungan dan berdekatan dengan TBM tersebut.

    Bayu mengaku mulai membuat tulisan sejak bangku sekolah dasar, meskipun masih sekadar hobi saja.

    “Kalau mulai menulis, itu waktu SD. Menulis cerpen di buku tulis dan disimpan di lemari. Itu berlangsung sampai saya SMP,” tuturnya kepada CIAMIS.info.

    Termotivasi Agatha Christie

    Saat bersekolah di SMP itulah muncul niatnya untuk menulis dengan lebih serius. Hal tersebut dipicu oleh banyaknya novel Agatha Christie yang dibacanya di TBM Cahaya Ilmu.

    “Saya termotivasi oleh Agatha Christie yang menghasilkan banyak sekali buku,” aku Bayu, “dan berpikir kalau saya juga pasti bisa seperti itu.”

    Bayu mengagumi penulis thriller tersebut dan terinspirasi oleh buku-bukunya. Ia berharap suatu saat dapat menghasilkan karya-karya yang diterjemahkan ke dalam banyak bahasa.


    Bayu mulai menghasilkan karya tulisnya melalui aplikasi Wattpad pada saat ia duduk di bangku kelas X SMA. Ia menerbitkan judul pertamanya, ‘Leo’, tetapi kemudian diakuinya dihapus kembali karena merasa kekurangan ide. Selepas itu, ia menghasilkan karya ‘My Possessive Bad Boy’ yang kemudian menjadi cerita pertama yang dibukukan.

    Karya Bayu mendapat review positif dan mendapat apresiasi luas dari penggemarnya. Tak heran, karya-karya berikutnya kemudaian menyususl diterbitkan. Kepopuleran Bayu Permana dapat dilihat pula dari akun instagramnya yang sudah mencapai lebih dari 77.000 follower.

    Stop Pembajakan!

    Bayu menanggapi pembajakan karya tulis sebagai hal yang sangat serius. Di tengah-tengah masih rendahnya animo berliterasi di kalangan pelajar, maka penerbitan buku-buku dan penambahan rumah baca atau perpustakaan harus terus didukung penuh.

    “Pembajakan buku selain merugikan banyak pihak, bukan hanya penulis, tapi juga semua yang terlibat dalam proses penerbitan, hal ini juga malah memundurkan keadaan literasi di Indonesia. Dunia penerbitan menjadi kurang dukungan dari salah satu pihak terpenting yaitu pembaca,” ungkap Bayu.

    Kesibukan sebagai pelajar tak menghentikan hobi dan obsesi Bayu untuk menulis. Ia mengatur jadwal kegiatan sehari-harinya dan menetapkan skala prioritas.

    Dunia tulis-menulis sepertinya memang sudah mendarah daging dan mewarnai keseharian Bayu. Penyuka membaca dan mendengarkan musik tersebut mengaku bercita-cita menjadi full time writer, editor dan memiliki penerbitan sendiri pada saatnya nanti.

    Selamat atas novel-novelnya, Bayu. Sukses terus dan selalu bersemangat dalam berkarya!

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Sejarah

    Fiksi

    Inspirasi