• FYI

    22 Desember 2019

    Ayo, Belajar tentang Lebah sambil Berwisata di Kampung Madu Banjaranyar!


    Keberadaan ‘Kampung Madu’ di Dusun Sindangasih, Desa Banjaranyar, Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis, tak dapat dipisahkan dengan eksistensi KTH (Kelompok Tani Hutan) Bina Lestari. Kelompok tersebut menaungi puluhan warga setempat yang memiliki usaha peternakan lebah madu.

    Keberadaan usaha pemeliharaan lebah madu sendiri dimulai oleh dua orang penduduk Dusun Sindangasih yang bernama Wanto (35) dan Sarja (56). Mereka berdua mulai merintis budidaya hewan ajaib tersebut pada tahun 2007.

    Inisiatif memelihara lebah dilatarbelakangi kegiatan Wanto dan Sarja mencari madu ke dalam area hutan. Aktivitas tersebut menimbulkan pemikiran untuk membudidayakan lebah, karena tentunya akan lebih praktis dan ekonomis, dibandingkan menjelajahi hutan dengan segala kesulitan dan risikonya.

    Bermodal pengetahuan seadanya, Wanto dan Sarja memulai pemeliharaan lebah di lokasi tempat tinggal mereka. Usaha pertama ini sayangnya kemudian mengalami kegagalan, karena belum sesuai dengan cara yang dibutuhkan bagi perkembangan lebah.

    Baca juga: Berkunjung ke 'Kampung Madu', Mau?

    Tak patah semangat, Wanto dan Sarja tetap bertahan berjuang. Keduanya mencari pengetahuan cara beternak lebah secara otodidak sampai akhirnya menemukan cara yang sesuai dengan kondisi alam di Desa Banjaranyar. Melihat keberhasilan itu, warga lain mulai tertarik untuk belajar beternak hewan penghasil madu. Kini, jenis lebah yang dibudidayakan yaitu apis cerena, apis trigona dan apis dorsata.


    Tahun 2011, para peternak lebah madu akhirnya membentuk sebuah wadah silaturahmi dan saling berbagi. Wadah tersebut pada tahun 2016 diberi nama Kelompok Tani Hutan Bina Lestari dan resmi berbadan hukum. Wanto didapuk menjadi ketua pertama dan menjabat hingga tahun 2018.

    Perkembangan KTH Bina Lestari mendapat dukungan dan pendampingan dari Kasubag TU Cabang Dinas Kehutanan VII Drs. Asep Iman Chandra yang ikut terlibat sebagai pembina dan pelopor sejak awal pembentukannya. Dalam perkembangannya, kelompok ini mendapat perhatian dan kunjungan dari Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Barat.

    Saat ini, KTH Bina Lestari memiliki 61 anggota yang keseluruhannya merupakan warga Dusun Karanglegok dan Dusun Sindangasih, Desa Banjaranyar. Jumlah anggota tersebut diperkirakan akan masih terus bertambah, melihat menigkatnya animo warga yang ingin ikut beternak lebah dan bergabung dalam KTH Bina Lestari.

    Perkembangan yang menggembirakan ini nyatanya masih belum cukup untuk mendorong ‘Kampung Madu Banjaranyar’ lebih kencang berlari. Pengurus mengaku sangat membutuhkan dukungan riil dari berbagai pihak, mengingat dampak ekonomisnya bagi masyarakat cukup menjanjikan.

    "Kami berharap perhatian pemerintah lebih intensif dalam mendukung perkembangan usaha kerakyatan di desa kami ini," tutur Wanto, penggagas usaha ini yang kini menjabat sebagai Kaur Kesra pada Pemerintah Desa Banjaranyar.


    Salah satu kendala serius bagi pengembangan Kampung Madu yaitu kondisi akses jalan yang rusak, sehingga distribusi penjualan madu masih lambat. Warga berharap pemerintah segera memperhatikan untuk perbaikan jalan menuju lokasi potensial ini.

    Keberadaan Kampung Madu Banjaranyar dapat menarik perhatian publik dan mendatangkan arus kunjungan ke lokasi tersebut, terlebih jika didorong dengan publikasi yang masif dan intensif. Masyarakat akan tertarik untuk melihat langsung pemeliharaan lebah, sekaligus menyerap hasil produksi para peternak dengan pembelian langsung di lokasi asal madu. Peluang menarik ini layak diperjuangkan oleh semua pihak.

    Kontributor: @acit_ep
    Editor: @ciamis.info

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Sejarah

    Fiksi

    Inspirasi