• FYI

    13 Februari 2020

    Perlunya Literasi Baru Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0


    Literasi

    Generasi milenial tentu tidak asing dengan istilah literasi, bukan? Bahkan sejak duduk di bangku sekolah dasar, literasi telah diperkenalkan. Sedikit memaparkan, literasi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah kemampuan membaca dan menulis.

    Setiap orang perlu menguasai literasi karena dengan kemampuan membaca bisa menambah wawasan dan membuka jendela dunia. Seseorang yang awalnya tidak tahu, dengan membaca akan menjadi tahu, bahkan bisa berkeliling dunia. Ya, caranya dengan membaca buku-buku tentang negara-negara yang ada di dunia, sehingga tahu bagaimana keadaan negara-negara tersebut tanpa berkunjung terlebih dahulu. Sedangkan kemampuan menulis yaitu kemampuan menuangkan segala sesuatu yang ada di dalam pikiran, baik tentang ide, gagasan bahkan solusi setiap permasalahan hidup, sehingga bisa bermanfaat untuk khalayak umum.

    Generasi milenial wajib mempunyai keahlian dalam literasi. Namun saat ini generasi milenial hidup di era revolusi industri 4.0, di mana untuk bisa bersaing, khususnya di dunia kerja, kemampuan membaca dan menulis saja tidak cukup. Generasi milenial harus mempunyai bekal kemampuan yang lainnya, karena seperti yang diketahui bahwa karakteristik revolusi industri 4.0 ini menerapkan kemampuan teknologi canggih menggantikan tenaga kerja manusia dalam mengoperasikannya. Hal tersebut menyebabkan sebagian pekerjaan hilang digantikan oleh canggihnya tekonologi dan muncul pekerjaan pekerjaan baru yang sebelumnya tidak ada, sehingga mengharuskan generasi milenial untuk mempunyai keahlian yang berkaitan dengan teknologi canggih tersebut.

    Generasi milenial perlu literasi-literasi baru yang di dalamnya tidak hanya berupa kemampuan membaca dan menulis, namun kemampuan-kemampuan lain yang tak kalah pentingnya dan bisa menjadi poin tersendiri untuk berkompetisi di era revolusi industri 4.0.

    Menristedikti Mohamad Nasir pada saat pemaparan di hadapan para mahasiswa peserta Bidikmisi di Universitas Jember, Sabtu (7/4/2019), sebagaimana diliput oleh Bisnis.com menyatakan bahwa literasi-literasi baru tersebut adalah: Literasi Teknologi, Literasi Data dan Literasi Manusia.

    Literasi teknologi

    Literasi tekologi adalah kemampuan dalam memahami cara kerja mesin, aplikasi teknologi (Coding, Artificial Intelegence, dan Enginering Principles). Hidup di era revolusi industri 4.0 mewajibkan generasi milenial untuk melek tekologi dan menghapus gagap teknologi di dalam dirinya.

    Bagaimana bisa seorang generasi milenial yang gagap teknologi memenangkan kompetisi di era revolusi industri 4.0 ini, sedangkan hampir setiap sektor menggunakan teknologi? Sangat kecil kemungkinannya, bukan? Untuk itu, yuk, generasi milenial sudah saatnya membaca teknologi, mencoba dan pahami bagaimana teknologi itu bekerja.

    Secanggih apapun, teknologi masih buatan manusia. Orang lain saja bisa menciptakan teknologi, paling tidak generasi milenial paham dulu teknologi yang dibuat orang lain, karena bisa jadi setelah paham dengan teknologi tersebut, nantinya bisa menciptakan sendiri yang jauh lebih canggih. Sekarang sudah banyak video di YouTube atau buku-buku yang mengulas tentang cara menggunakan coding, mengupas tuntas tentang Artificial Intelegence dan Enginering Principles. Semua serba mudah di era ini, generasi milenial tinggal menumbuhkan rasa keingintahuan yang besar untuk menjalankan literasi teknologi hingga akhirnya bisa merasakan manisnya kemampuan baru ini.

    Literasi Data

    Setelah paham dengan literasi teknologi, yaitu memahami bagaimana cara kerja mesin dan aplikasi teknologi. sekarang generasi milenial perlu yang namanya Literasi Data. Literasi Data adalah kemampuan untuk membaca, menganalisis dan menggunakan informasi (Big Data) di dunia digital. Dari karaktersistik revolusi industri 4.0 yang menggunakan kecanggihan teknologi untuk mengefisiensikan kerja, maka kemampuan ini wajib banget dimiliki oleh generasi kaum milenial karena nanti hampir setiap pekerjaan akan selalu berkaitan dengan teknologi. Setiap informasi yang datang pasti akan disimpan dan diolah dengan teknologi tersebut. Pengolahan data inilah yang akan menjadi pekerjaan baru. Ini merupakan ilmu baru dan masih jarang orang yang bisa menguasainya, serta menjadi peluang besar bagi milenial yang mempunyai semangat belajar tinggi untuk memahaminya, sehingga bisa bersaing di revolusi industri 4.0 dan menaklukan teknologi yang canggih tersebut.

    Literasi Manusia

    Di samping Literasi Teknologi dan Literasi Data, keberadaan Literasi Manusia tak kalah pentingnya. Literasi Manusia adalah kemampuan seseorang dalam lingkup humanities, dan komunikasi. Istilah humanities berasal dari bahasa latin 'humanus' yang bisa diartikan manusiawi, berbudaya dan halus. Literasi Manusia (humanities) diharapkan akan menjadikan generasi milenial bisa menjadi sosok yang lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.

    Humanities mencakup tentang bagaimana seharusnya manusia bertindak, kepekaan seseorang terhadap kesulitan orang lain, seni bagaimana manusia memecahkan masalah dan masih banyak hal lainnya yang tercakup dalam adab dan etika, serta perilaku dan sopan santun. Selain humanities, literasi manusia juga mencakup komunikasi. Bagaimana komunikasi yang baik antar individu, individu di dalam kelompok, individu kepada khalayak umum dan masih banyak komunikasi lainnya. Poin pentingnyai adalah etika yang baik saat berkomunikasi. Dengan menekuni Literasi Manusia ini, maka generasi milenial akan lebih mudah dalam menjalakan kehidupan sosialnya dan lebih mudah dalam berorganisasi serta kerja tim.

    Berbekal Literasi Teknologi, Literasi Data dan Literasi Manusia, generasi milenial akan lebih percaya diri dalam menghadapi era yang menyuguhkan kecanggihan teknologi begitu pesat. Ia akan bisa mengikuti perkembangan zaman, sehingga tidak akan kalah bersaing dalam berkompetisi. Selain itu, generasi milenial akan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, serta terhindar dari persaingan tidak sehat yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain.

    Ciamis, 09 Februari 2020

    Penulis: Lisnaeni, mahasiswi STEI SEBI

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Sejarah

    Fiksi

    Inspirasi