• Ads

    27 Desember 2025

    Foto Lawas: Kisah Rakit, Dayung Kayu dan Reputasi Ketangguhan SAR Air Ciamis


    Sebuah foto dapat bercerita tentang banyak hal yang terjadi di masa silam, bahkan terkadang menyimpan catatan sejarah yang belum diketahui banyak orang. Begitulah yang terungkap saat pegiat alam bebas Ciamis, Yayan Dian Herdiana, bertutur tentang kisah di balik foto yang diunggahnya di media sosial.

    “Alhamdulillah foto expedisi sungai cimuntur kawali ciamis pertama kali tahun 1996-1997 keren terima kasih,” tulis Yayan dalam takarir unggahannya. Tak lupa ia mengucapkan terima kasih kepada rekannya yang sudah mengirimkan foto tersebut.

    Foto kenangan yang tampak agak buram tersebut, sesuai dengan kemampuan resolusi kamera pada zamannya, memang sangat berharga dan patut dibagikan. Yayan menyebut, foto tersebut satu-satunya yang tersisa yang merekam aktivitas para perintis arung jeram di Ciamis saat itu.

    Berawal dari Petualangan Menggunakan Rakit

    Yayan merintis arung jeram yang terkategori sebagai outdoor activity atau kegiatan alam bebas di Ciamis ini pada sekitar tahun 1993, atau lebih dari tiga dasawarsa yang lalu. Bermodal semangat petualangan yang tinggi, ia ‘nekat’ mengarungi Sungai Citanduy hanya dengan perahu rakit dan dayung kayu. Yayan tak sendiri, enam orang ‘sefrekuensi’ turut bergabung dengannya.

    “Pertama kali, mengarungi Sungai Citanduy dengan rute dari TPA Handapherang menuju Cimaragas, lalu dari Cirahong sampai ke TPA Handapherang, berlanjut lagi dari TPA Handapherang ke Situs Budaya Ciung Wanara, lalu dari TPA Handapherang sampai ke wilayah Banjar. Kami tujuh orang, tapi sayang fotonya tidak ada,” tuturnya.


    ‘Kenekatan’ Yayan dan kawan-kawan tersebut yang nantinya menjadi cikal bakal terbentuknya SAR Panthera, sebuah organisasi kemasyarakatan yang bergerak dalam misi kemanusiaan, terutama search and rescue atau aksi tanggap darurat atas suatu kejadian.

    Ia menuturkan, pada tahun 1998 atau lima tahun sejak merintis arung jeram di Sungai Citanduy, Ciamis, barulah ia dan kawan-kawannya mulai menggunakan perahu LCR atau Landing Craft Rubber Boat. Diketahui, jenis perahu karet LCR tergolong kuat dan serbaguna, dirancang untuk pelaksanaan operasi darurat seperti evakuasi, patroli, penanggulangan bencana (terutama banjir), dan bisa juga untuk rekreasi atau transportasi. Namun demikian, sebenarnya perahu jenis inflatable raft yang khusus untuk kegiatan rafting lebih cocok untuk digunakan dalam aktivitas arung jeram, terlebih jika grade kesulitan sungai cukup tinggi.

    “Kami mulai pakai LCR yang buat di arus tenang, tapi dipakai buat di arus deras tahun 1998. Itu saking nekat pengen arung jeram. Boleh dibilang, kami punya teknik, tapi ga punya alat,” ujar Yayan mengenang masa-masa awal tersebut.

    Tim SAR Air Ciamis, Para Pegiat Kemanusian yang Diakui Ketangguhannya

    Konsistensi Yayan dan kawan-kawannya dalam kegiatan alam bebas, dan totalitas untuk mengabdikan diri dalam aksi kemanusiaan, membawa pada fase terbentuknya organisasi kemasyarakatan bernama SAR Panthera. Organisasi tersebut mengkhususkan diri pada aksi kemanusiaan, terutama SAR, baik di Ciamis maupun lintas wilayah. Para personel SAR Panthera kerap terlibat dalam berbagai operasi pencarian dan pertolongan. Di antara para penggerak organisasi, selain dirinya terdapat nama-nama Agus Ramdani (Bule), Agus Rismayadi (Hideung), Bambang Giant Gardian, dan Misbah (Pa Ibah).

    “Kalau ada opsar di air, (permintaan bantuan) ke kita. Ada yang meninggal di sumur, ke kita. Saat terjadi tsunami di Pangandaran dulu, komandonya di kita. Tapi sekarang organisasinya tidur, sangat disayangkan,” imbuh Yayan.


    Meski tak bersama lagi secara utuh dan penuh, menurut Yayan para personel SAR Panthera tetap bergerak di bidangnya masing-masing. Sebagian personel berada di BPBD Kabupaten Ciamis, sementara sebagian lain mencurahkan perhatian pada wisata arung jeram.

    SAR Panthera dan tim SAR Air dari Kabupaten Ciamis pada perjalanannya akhirnya dikenal sebagai tim rescue yang sangat safety di dunia arung jeram, bahkan reputasinya diakui secara nasional. Pengakuan ini muncul bukan hanya karena militansi dan totalitas dalam pengabdian saat giat pencarian dan penyelamatan, tetapi juga konsistensi dalam menjaga proses SAR agar sesuai dengan standar prosedur yang benar.

    Salah satu pengalaman berkesan dan membanggakan yang didapatkan oleh Yayan dan para pegiat SAR air Ciamis, adalah saat ditunjuk untuk menjadi Tim Rescue Kejurnas Arung Jeram Nasional, meski pada awalnya tidak akan mengirim personel.

    “Kita tadinya tidak akan mengirim orang, tetapi karena yang datang mengirim suratnya ketua pelaksana langsung, dan sampai 2 kali, akhirnya kita kirim 3 orang untuk jadi tim rescue di kejurnas,” ungkap Yayan.

    Alumnus Pendidikan SAR Nasional tahun 2004 tersebut berharap ke depannya lebih banyak lagi anak muda Tatar Galuh Ciamis yang tertarik dengan aktivitas arung jeram, dan disertai dengan meningkatnya kesadaran untuk melestarikan alam, terutama yang terkait dengan konservasi kawasan sungai. Ia juga menekankan pentingnya konsistensi latihan untuk membangun performa terbaik dalam berarung jeram, baik sebagai hobi atau rekreasi saja, terlebih lagi jika dilakukan sebagai aksi kemanusian seperti SAR penyelamatan, atau olahraga prestasi yang dapat mengharumkan nama daerah.

    Source: @sarjeramseribu
    Editor: @ciamisnulis

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Sejarah

    Fiksi

    Inspirasi