• FYI

    25 April 2013

    Endang Iskandar: Mesjid Agung Ciamis Pernah Dibakar Habis!

    Mesjid Agung Ciamis adalah salah satu ikon penting kota manis yang berada di jantung kota manis, dan menjadi fasilitas publik yang memberi banyak manfaat bagi para pengunjungnya. Siapa nyana, jika gedung megah yang direnovasi ulang besar-besaran pada tahun 2002 dan menelan dana infak sebesar 11 milyar rupiah tersebut, ternyata menyimpan juga kisah tragis masa lalu yang memilukan.


    Sorang pengurus DKM Mesjid Agung Ciamis, Endang Iskandar, setahun lalu mengungkapkan kesaksiannya kepada tribunnews.com bahwa rumah ibadah terbesar di Kabupaten Ciamis tersebut pada tahun 1958 pernah dibakar habis oleh gerombolan DI/TII.

    Pasukan gerombolan yang biasa bermarkas di sekitar Gunung Sawal tersebut 'turun gunung' dan menyerang langsung ke pusat kota Ciamis, demikian disampaikan Endang. Lelaki berusia 68 tahun tersebut menuturkan, "Waktu itu Ciamis sedang bergolak. Gerombolan DI/TII turun dari Gunung Sawal dengan menelusuri aliran Sungai Cileueur dan berhasil menyerang Kantor Kodim yang berada tak jauh dari sisi Sungai Cileueur." Kantor Kodim yang dimaksud adalah gedung yang sekarang digunakan sebagai Kantor Bupati Ciamis.

    Gerombolan DI/TII rupanya tak puas dengan hanya menyerang markas Kodim Ciamis, terbukti mereka melanjutkan penyerangan dengan membakar Mesjid Agung Ciamis hingga luluh lantak. Mesjid yang dibangun secara bertahap sejak tahun 1882 hingga selesai pada tahun 1902 tersebut benar-benar hancur total.

    Endang remaja tidak tahu persis maksud pembakaran Mesjid Agung. "Entah apa tujuan gerombolan DI membakar masjid. Mungkin untuk menarik perhatian. Waktu itu saya masih remaja," ujarnya kepada wartawan. Sumber lain menyebutkan, bahwa peristiwa serangan ke pusat kota juga diwarnai pembunuhan aparat militer dan perampasan senjata.

    Masjid pun dibangun kembali saat pemerintahan Bupati Ciamis yang ke-27 Rd. Yoesoef Suriasaputra. Bentuk atap masjid yang semula kerucut berbahan lapisan kayu (terap) diubah menjadi bulat berbahan seng, dan di kiri kanan masjid dibangun menara dengan atap bentuk bulat yang juga terbuat dari seng. Hasil renovasi tersebut dirombak lagi secara besar-besaran di tahapan renovasi berikutnya, hingga berbentuk seperti sekarang.

    DI/TII di Jawa Barat menurut catatan sejarah melakukan pemberontakan terhadap Republik Indonesia selama 13 tahun. Lamanya penumpasan DI/TII disebabkan banyak hal, diantaranya karena adanya 'kedekatan' gerakan tersebut dengan rakyat pada awal kemunculannya.

    Berbagai insiden di belakang hari, ketika pemberontak menyerang, meneror, merampok dan membutuh rakyat sipil, disertai pembumihangusan rumah dan fasilitas umum, mengikis simpati serta dukungan pada gerakan makar tersebut. Operasi Pagar Betis yang digelar militer dan rakyat Jawa Barat berhasil menghentikan pemberontakan DI/TII, ditandai dengan peristiwa penangkapan Kartosuwiryo, pimpinan tertingginya, pada tahun 1962.

    Sejarah

    Fiksi

    Inspirasi