Kekeringan di berbagai wilayah menyebabkan masyarakat begitu mendambakan turunnya hujan. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut kekeringan terjadi di 17 provinsi. Kekeringan tahun ini juga disebut sebagai yang terparah ketiga, setelah tahun 1997 dan 2015.
Sebagai wujud pengharapan akan hujan, untuk kesekian kalinya berbagai lapisan masyarakat di beberapa tempat di Ciamis menggelar salat istisqa. Sebut saja misalnya yang dilaksanakan oleh warga Jatinagara, maupun di lokasi-lokasi lainnya.
Hujan deras akhirnya mengguyur wilayah Ciamis dan sekitarnya hari Rabu sore, 13 November 2019. Turunnya hujan tersebut, selain sudah ditunggu-tunggu masyarakat yang cukup menderita akibat panjangmya musim kemarau, di lain pihak ternyata menyebabkan permasalahan lain dengan mampetnya aliran drainase di tempat-tempat tertentu.
Salah satunya di kawasan depan Islamic Center Ciamis. Hujan menyebabkan sampah yang tersangkut pada saluran air di depan gedung tersebut meluap dan berserakan di bahu jalan. Pemandangan tak sedap sontak menghiasi lokasi tersebut dan membutuhkan penanganan segera.
Merespon cepat kondisi ini, para petugas kebersihan dari DPRKPLH Ciamis berjibaku membersihkan sampah tersebut hingga petang. Kebanyakan sampah berasal dari endapan yang terbentuk pada musim kemarau dan akhirnya terbawa hanyut arus air ketika hujan turun.
Kepala Bidang Kebersihan, Persampahan dan Pertamanan DPRKPLH Toto Rismanto menghimbau masyarakat Ciamis untuk mengemas dan membuang sampah pada tempatnya agar tidak menimbulkan berbagai masalah lingkungan.
"Permasalahan sampah bukan hanya tugas pemerintah dalam menghadapinya, namun terutama membutuhkan peran aktif dan kesadaran dari seluruh masyarakat juga," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar