• FYI

    21 Agustus 2020

    Tradisi Rumat Bumi Kembali Digelar di Kampung Sindangsuka Panumbangan


    Masyarakat Kampung Sindangsuka, Desa Buanamekar, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, kembali menggelar kegiatan ‘Rumat Bumi’ pada hari Kamis (20/8/2020) yang bertepatan dengan 1 Muharram 1442 H. Kegiatan dihadiri oleh warga setempat dengan antusias. Tampak sebagian besar peserta kegiatan menggunakan masker sebagaimana dianjurkan oleh protokol kesehatan.

    Istilah ‘rumat’ dapat ditelusuri di dalam kosakata Bahasa Sunda, merupakan kata kerja yang berasal dari kata ‘rumawat’ dan mengalami perubahan pengucapan. Kata tersebut awalnya berasal dari kata ‘rawat’ yang bermakna ‘memelihara sebaik-baiknya untuk jangka waktu yang hanya sementara’, atau ‘membuang yang jelek dan meneruskan hal-hal yang baik’. Kata ‘rumat’ sendiri memang senada maknanya dengan ‘ruwat’.

    ‘Rumat Bumi’ merupakan sebuah tradisi yang ditujukan sebagai upaya membuang hal-hal yang buruk dan melanjutkan yang baik untuk kampung halaman atau desa. Kata ‘bumi’ sendiri menunjuk pada rumah atau tempat tinggal, tetapi juga dapat dimaknai sebagai negara, atau kampung dan desa sebagai bentuk yang lebih kecil.

    Warga Kampung Sindangsuka, Desa Buanamekar, Kecamatan Panumbangan, sudah terbiasa menjaga tradisi ‘Rumat Bumi’ sebagai perwujudan rasa syukur atas anugerah yang diberikan Tuhan, terutama dalam hal panen hasil bumi yang dirasa cukup baik.

    Pada tahun 2017, acara ‘Rumat Bumi’ bahkan dihadiri langsung oleh Bupati Ciamis. Saat ini, di tengah-tengah kondisi AKB (Adaptasi Kebiasaan Baru) akibat pandemi COVID-19, kehadiran Bupati diwakilkan pada para pejabat lain.


    Kegiatan ‘Rumat Bumi’ Kampung Sindangsuka tahun ini dilaksanakan pada awal tahun baru Islam, 1 Muharram 1442 H, dilaksanakan dari pukul 06.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Acara diikuti oleh penduduk kampung dengan khidmat. Sebelumnya, kegiatan semacam ini yang melibatkan masyarakat banyak sempat tidak diperbolehkan akibat merebaknya corona virus penyebab COVID-19.

    Tampak hadir, Kepala Desa Buanamekar, pemimpin dan sesepuh kampung, tokoh masyarakat, pejabat dari kepolisian dan TNI sebagai pembina kewilayahan, para pemuda karang taruna dan masyarakat umum.


    Kegiatan diisi dengan pengumpulan hasil bumi, baik yang masih mentah maupun yang sudah diolah. Perjalanan membawa hasil bumi tersebut ke lokasi kegiatan menjadi pemandangan yang unik, apalagi kesemuanya memakai pakaian adat.

    Selanjutnya tetua kampung memimpin doa, serta dilakukan penyembelihan kambing. Kegiatan ‘Rumat Bumi’ juga turut dimeriahkan oleh penampilan kesenian tradisional Sunda.

    Kontributor: @rizkisiazat27
    Editor: @ciamis.info

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Sejarah

    Fiksi

    Inspirasi