• FYI

    15 Februari 2021

    Ustadz Mamat, Sosok Guru Mengaji Difabel yang Gigih dan Inspiratif dari Cimendong Panjalu


    Inisiatif warga Dusun Cimendong, Desa Panjalu, Kabupaten Ciamis, dalam merenovasi kediaman Ustadz Mamat Rahmat, yang sekaligus menjadi madrasah tempat mendidik anak-anak setempat, tidak lepas dari profil guru mengaji tersebut yang sangat mengagumkan.

    Ustadz Mamat, kini berusia 56 tahun, terlahir dalam keadaan menyandang disabilitas. Ia tidak memiliki kedua kaki dan kondisi tangannya pun tidak sempurna. Namun demikian, ia tidak menyerah dalam menuntut ilmu dan bahkan memperdalam ilmu agama di sebuah pondok pesantren di Tasikmalaya.

    Baca juga: Mengharukan dan Inspiratif, Warga Dusun Cimendong Merenovasi Rumah Guru Mengaji

    Ia kemudian menjalankan amanah dari orang tuanya untuk melanjutkan mengajar mengaji Alquran kepada anak-anak. Semua itu dilakukan Ustadz Mamat tanpa pamrih dan hanya untuk mendidik anak-anak setempat agar dekat dengan agama dan jauh dari pengaruh-pengaruh negatif yang makin memprihatinkan.


    Ustadz Mamat, dengan segala keterbatasan fisiknya selalu didampingi oleh isteri tercinta, Rosmanah, yang merupakan perjodohan atas perantaraan gurunya saat di pesantren. Meski hingga kini belum memperoleh anak, tetapi keluarga pendidik tersebut diberi karunia berupa anak didik yang terhitung banyak jumlahnya. Tak kurang dari 80 siswa-siswi menjadi anak didik atau santri Ustadz Mamat, dengan pengaturan jadwal mengaji yang cukup intens.

    “Saya mulai mengajar mengaji sejak tahun 1985,” tutur Ustadz Mamat kepada kontributor CIAMIS.info di kediamannya, Kamis (11/2/2021).

    Ustadz Mamat mengajar mengaji anak-anak Dusun Cimendong dan sekitarnya setiap pagi, tepatnya setelah subuh atau pukul 05.00 WIB, lalu pada siang hari setiap pukul 13.00 WIB, sore hari pukul 16.00 WIB dan malam hari pukul 18.00 WIB.

    Tak hanya mengajar anak-anak, pada setiap hari Rabu, Ustadz Mamat mengajar mengaji ibu-ibu pada pukul 7.00 WIB, serta pada setiap hari Kamis pukul 16.00 WIB. Semua aktivitas tersebut dilakukannya tanpa orientasi upah atau penghargaan materi. Tak heran, kegigihan Ustadz Mamat dalam mendidik anak-anak dan membimbing ibu-ibu dalam hal mengaji dan ilmu agama, menerbitkan apresiasi dan kekaguman dari warga dan berbagai pihak yang peduli.


    Kepedulian warga dan berbagai pihak pada Ustadz Mamat membuat keluarga tersebut sangat bersyukur. Pada tahun 2015, Ustadz Mamat dan istrinya dapat menjalankan ibadah umroh atas dukungan warga masyarakat setempat. Beberapa tokoh juga sempat menemui guru mengaji tersebut dan memberikan dukungan atas aktivitasnya yang sangat positif dan mengagumkan. Tak kurang dari Kapolres, legislator dan lainnya, yang pernah bersilaturahmi dengannya.

    Rehab rumah yang dilakukan warga Cimendong baru-baru ini, ditanggapi Ustadz Mamat dengan kebahagiaan tersendiri. Terlebih, rumahnya juga merangkap madrasah untuk mendidik anak-anak mengaji dan memperdalam ajaran Islam.

    “Alhamdulillah, saya merasa bersyukur dan bahagia. Terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang sudah membantu, berupa materi, tenaga dan doa. Semoga semua kebaikan mendapat balasan dari Allah SWT. Aamiin ya Allah ya Rabbal alamiin,” ungkapnya.

    Kontributor: @raflidwijerihermawan
    Editor: @ciamisnulis

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Sejarah

    Fiksi

    Inspirasi