• FYI

    28 Desember 2021

    Raih Manfaat dan Keberkahan, Ponpes Cikanyere Gelar Kunjungan Ziarah "Road to Kudus"


    Pondok Pesantren Cikanyere menggelar kegiatan kunjungan ziarah bertajuk “Road to Kudus”, yang berlangsung pada hari Selasa-Kamis (21-24 Desember 2021), dan diikuti oleh pimpinan, dewan guru, pengurus, dan segenap santri putra-putri.

    Tak kurang dari 240 orang mengikuti perjalanan ini, yang terdiri atas 219 santri, 7 orang dewan guru, dan 14 orang yang berasal dari alumni muda dan orang tua santri yang dekat.

    Perjalanan ziarah dilaksanakan di bawah pimpinan Kiai Amin Jalust (Pimpinan Umum Pesantren Cikanyere), dengan Pimpinan Rombongan Dadan Hamdani (Purna Roisul 'Am Pesantren Cikanyere).


    Perjalanan panjang ini, menurut pihak penyelenggara, dimaksudkan tidak hanya tentang wisata dan healing atau refreshing, tetapi juga untuk menuai banyak manfaat, dan keberkahan dari doa-doa yang dipanjatkan di tempat-tempat mulia tempat dimakamkannya orang-orang shalih.

    Perjalanan dimulai dari lokasi Pondok Pesantren Cikanyere di Dusun Cigoong RT 01 RW 01 Desa Sirnabaya, Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis. Rombongan menggunakan 4 buah bus dari Elisa Trans untuk menyambangi berbagai tujuan ziarah.

    Lokasi pertama yang dikunjungi, yakni makam Syekh Gunung Jati Cirebon, dilanjutkan dengan berziarah ke makam Syekh Sapuro di Pekalongan, makam Sunan Kalijaga di Demak, makam Sunan Muria, dan makam Sunan Kudus. Selanjutnya, kunjungan dilanjutkan ke makam Syekh Jumadil Kubro di Semarang, dan berakhir di makam Auliya Raden Santri Gunung Pring di Magelang.


    Destinasi selanjutnya yang akan dikunjungi adalah Keraton Yogyakarta, tetapi karena sedang direnovasi maka rombongan beralih menuju Museum Kereta dan Mesjid Keraton. Para peserta kunjungan ziarah juga sempat berjalan-jalan di kawasan Jalan Malioboro untuk membeli cenderamata.

    Perjalanan ini mendapat beragam tanggapan dari para peserta.

    “Perjalanan yang sangat indah, penuh makna, penuh cerita, dan penuh tantangan yang takkan pernah terlupakan,” tutur Ismi Sa’adah, salah satu santri putri.

    Romdoni, seorang peserta umum, punya pengalaman sendiri. “Pusing. Rasanya ingin marah pada sopir, soalnya dua kali sedang tibra tidur, tiba-tiba terbang, maklum duduk paling belakang,” ujarnya sambil tertawa.


    Yayah, salah satu orang tua santri, mengapresiasi kerja panitia.

    “Segini mah kompak panitianya, semua berjalan rapi,” tuturnya, “hanya saja di tempat tujuan terlalu terburu-buru, mandi juga jadi susah dan sekarang terasa gatal-gatal nih (tertawa), lalu soal makanan yang sudah dingin, mungkin nanti lagi lebih baik prasmanan dadakan.”

    Lia Kamillah, seorang santri putri, punya kesan lain lagi.

    “The best travelling and ziarah ever,” ungkapnya, “Pokoknya kalau ke Sunan Muria, jangan lupa siapkan mental, sebab ojek di sana kalau bawa motor serasa lagi balapan. (tertawa)”

    Pihak penyelenggara kegiatan menyampaikan harapan dan memohon doa dukungan dari masyarakat.

    “Doakan kami selalu, mudah-mudahan menjadi santri-santri yang sholih dan sholihah, mampu membanggakan orang tua, guru dan menjadi generasi yang dapat membangun negeri madani,” tutur panita dalam keterangan tertulisnya.

    Kontributor: @mediadakwah_santricikanyere
    Editor: @ciamisnulis

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Sejarah

    Fiksi

    Inspirasi