• FYI

    28 Desember 2018

    Kisah Cinta Gapura Batas Kota


    Diah, sebut saja demikian namanya, adalah seorang gadis cantik asal Rancapetir, Ciamis, yang sejatinya ceria dan atraktif dalam kesehariannya. Tetapi, urusan hati dan cinta dia serius tiada tara. Beberapa sahabatnya bahkan menuduh ia terlalu mendalam dan kadang super lebay dalam memilih calon pasangannya.

    Tapi, Diah tetap kukuh dalam sikapnya. Keukeuh.

    “Cowo mah harus teruji buat dapetin yang udah memantaskan diri,” ucapnya kalem dan mantap pada suatu kali, sambil menikmati es goyobod bersama Esih, sahabatnya.

    Tak heran, banyak pemuda yang gigit jari akibat tak sanggup memenuhi harapannya. Syarat buat meminangnya memang tak mudah, tak ada tawar-menawar pula, mulai dari soal tutur kata, romantisme dan tentu saja komitmen berkeluarga yang sa-ma-wa.

    Urusan hafalan kitab suci misalnya, sudah membuat seorang pemuda bernama Imron menyerah kalah dan mengundurkan diri, karena Diah menginginkan sang calon hafal surat yang sesuai dengan namanya (Imron).

    Di sisi itu, pemuda Annas, asal Cihaurbeauty, memang lulus dengan hafalannya, tapi sayang tak mampu menunjukkan kesanggupan mendirikan kemapanan berkeluarga, karena mengaku masih merintis karir sebagai selebgram pemula. Diah tak mau.

    Hingga akhirnya datanglah pemuda Asep, asal Kawali, yang hadir dan hampir meruntuhkan semua benteng pertahanan hatinya. Diah harus mengakui, pesona Asep yang teduh dan menenangkan, setenang Situ Panjalu di kala senja nan lalu, memang luar biasa.

    Apalagi pemuda tersebut jebolan pesantren, wirausahawan perpeuteuyan dan kini menjabat sebagai ketua karang taruna di kampungnya. Buat Diah, itu wow banget. Apalagi Asep pendukung PSGC yang setia!

    Asep juga sangat romantis. Setiap malam minggu, kala banyak pemuda berkunjung apel ke rumah pacarnya, Asep mah memilih bersabar hingga walimah tiba. Tapi, ia mengirim tukang baso yang diperintahkannya agar jangan pergi sebelum seisi rumah Diah kenyang semua.

    Diah yang cantik, Asep yang gagah. Siapa yang menolak bahwa mereka nurub-cupu, cocok adanya. Teman-temannya juga setuju semua.

    “Ya sudah. Abah lihat si Asep itu sangat perhatian juga sih,” ucap Pak Sutisna, ayah Diah, sambil menunjuk pada Tukang Baso. Tukang Baso, di depan rumah langsung merespon dengan teriakan, “nambih, Paa?”

    Diah cuma menunduk, pipinya merona, bersemu pinky. Tapi dia juga sadar, orang-tuanya sebenarnya sudah punya pilihan lain. Aku harus cepat memutuskan, pikirnya.

    “Cepat kasih syarat seperti biasa aja, Neng!” ibunya menimpali. Diah tersenyum manis, semanis saat menerima hadiah pulsa gratis dari quiz instagram @ciamis.info.

    Syarat dari Diah tidak pernah biasa-biasa. Ia meminta Asep datang di gapura batas kota pada malam jumat kliwon sambil membawa rangkaian bunga.

    Meski aneh, Diah mah enjoy saja dengan permintaannya. Lagi pula gapura tersebut memang sangat berkesan baginya. Waktu kecil ia sering main di sekitar situ, karena memang dekat rumah kakek-neneknya.

    Sementara itu, Asep terlonjak girang luar biasa, karena dijanjikan jika lulus ujian aneh ini maka pada malam minggunya ia akan diterima bersama orang-tuanya. Ya, langsung lamaran!

    Rupanya Diah memang tak mau berlama-lama, sebab calon pilihan orang tuanya pun sudah menunggu dengan setia. Sebenarnya, tak ada yang kurang dari pemuda Oding, pilihan Pak Sutisna. Diah hanya kurang sreg saja karena 'agak lusuh' cara berpakaiannya, paling tidak menurutnya.

    *****

    Manusia yang berencana, Tuhan jualah yang memutuskan hasilnya. Diah yang datang bersama orang tuanya pada malam jumat kliwon di gapura batas kota, harus pulang dengan hati penuh kecewa. Ia menangis semalaman dan untungnya ibunya setia menghibur anak semata wayangnya.

    Tak lama, Diah melangsungkan pernikahan dengan Oding, seorang pengusaha muda yang banyak tahunya dan juga tempenya, asal Sindangkasih. Sementara itu Asep memutuskan menggaet Odah putra kiai tempatnya mengaji dulu, tak lama berselang.

    Hidup memang tak selalu sesuai dengan pengharapan, bukan? Untungnya, kedua pasangan tersebut pada akhirnya hidup bahagia, meski sempat menelan rasa kecewa akibat insiden gapura.

    Pesan moral:
    Sebaiknya pastikan ada berapa jumlah gapura batas kota di Ciamis. Sempatkan memotretnya, selfie atau minta diambil fotonya sama orang lain boleh juga. Pengetahuan yang lebih luas, mungkin akan mengantarkan Anda ke lokasi pelaminan yang berbeda.

    Bagaimanapun, kisah cinta Diah dan Asep hanyalah fiksi belaka. Jika kurang berkenan, silakan datangi gapura terdekat di lokasi Anda. Cag.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Sejarah

    Fiksi

    Inspirasi