• FYI

    12 Januari 2020

    Kajian Umma Oki di Masjid Agung Ciamis (11/1/2020): Hidup Mulia Bersama Al-Qur'an


    Hidup mulia bersama Al-Qur'an akan meliputi berbagai peran manusia:

    1. Peran manusia sebagai hamba Allah
    2. Peran manusia sebagai anak
    3. Peran manusia sebagai orang tua
    4. Peran manusia sebagai istri
    5. Peran manusia sebagai makhluk sosial

    1. Peran manusia sebagai hamba Allah

    Allah SWT memerintahkan kita untuk membaca Al-Qur'an. Perintah untuk membaca Al-Quran tersebut begitu banyak kita dapati di dalam dalil-dalil, di antaranya adalah firman Allah SWT:

    يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا نِصْفَهُ أَوِ انقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا

    "Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya),(yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan." (QS Al-Muzzammil: 1-4)


    اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

    "Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS Al-Ankabut: 45).

    Sempatkanlah untuk membaca Al-Qur'an setiap hari. Jangan sampai tidak baca Al-Qur'an, meskipun hanya satu hari. Ibu saya mengajarkan untuk selalu membaca Al-Qur'an. Bahkan sampai sekarang umur ibu 60 tahun, ia masih belajar Al-Qur'an. Tidak apa-apa bila belum lancar atau masih terbata-bata, karena pahala membaca Al-Qur'an adalah dihitung per huruf, sehingga pahalanya akan besar meskipun belum lancar. Bahkan anak saya selalu ingin dibacakan surat Al-Mulk saat sebelum tidur, sehingga dari umur 4 tahun dia sudah hafal surat Al-Mulk. Dia takut kuburannya nanti sempit, makanya selalu ingin dibacakan surat tersebut sebelum tidur.

    Banyak yang bisa membaca bahkan meenghafal al-Quran, tidak harus yang beragama Islam saja. Saya pernah studi banding ke luar negeri, ada non muslim yang hafal Al-Qur'an 30 juz, karena pekerjaan mereka mencari kekurangan Al-Qur'an dan mencari celah Al-Qur'an. Makanya mereka hafal karena mereka yang meneliti Al-Qur'an. Jadi apa bedanya non muslim dan muslim? Keduanya memang mampu menghafal Al-Qur'an namun bedanya kita sebagai muslim harus mengamalkan isi dari Al-Qur'an, jangan hanya dibaca/dihafalkan saja.


    Saya pernah bertanya kepada orang lain yang wajahnya cerah dan awet muda padahal sudah berumur. Ternyata dia sering sholat tahajud. Ada juga orang yang tak pernah ketinggalan puasa dan lain-lain, pokoknya bermacam-macam amalan. Bila keluarga kita ada yang belum sholat maka ingatkan untuk sholat. Setelah itu, ingatkan amalan lainnya, seperti membaca Al-Qur'an, puasa, tahajud dan lain-lain. Maka dari itu kita harus sering membaca Al-Qur'an, tahajud, shodaqoh dan jangan lupa puasa.

    2. Peran manusia sebagai anak

    Anak harus berbakti kepada orang tua. Tidak boleh mengeluh atau marah kepada orang tua. Contohnya, berkata, "ah", "ih", "lah" dan lain-lain.

    Turuti semua keinginan orang tua. Belikan mereka rumah yang bagus, uang yang banyak, intinya bahagiakan kedua orang tua kita. Cara kita membalas budi kepada orang tua adalah membuat mereka menangis. Menangis dalam arti menangis terharu karena anaknya sukses, pintar, meraih nilai bagus. Bukan menangis karena anaknya bandel. Karena sebesar apapun yang kita lakukan, tidak akan membalas budi semua pengorbanan orang tua. Bahkan ada kisah seorang anak yang menggendong orang tuanya sepanjang jalan, namun itu tidak sebanding dengan pengorbanan orang tuanya. Satu tetes keringat ibu saat melahirkan pun tidak akan terbalas.

    3. Peran manusia sebagai orang tua

    Jasa orang tua amat luar biasa. Pengorbanan orang tua tidak akan tergantikan dengan apapun.

    Cara membalas budi orang tua bagi anak yang berbakti adalah:
    1. Minta didoakan agar menjadi anak sholeh, sukses dll.
    2. Minta nasehat orang tua
    3. Minta maaf atas segala yang dilakukan anak kepada orang tua

    Karena anak tidak bisa membalas budi kebaikan atas pengorbanan orang tua, maka seharusnya anak meminta ke 3 hal tersebut: nasehat, minta maaf dan doa. Karena yang harus membalas budi hanya anak ke orang tua, sedangkan orang tua tidak perlu membalas budi kepada anak.



    4. Peran manusia sebagai istri

    Capaian terbesar dari jin adalah jika mampu memisahkan pasangan suami istri. Saat ini banyak sekali pelakor. Padahal cowo itu sudah punya istri tapi masih saja dikejar. Memang rumput tetangga terlihat lebih hijau. Kita nelihat suami orang lain kok romantis banget, keren banget. Itu cuma casing saja! Padahal mereka juga sering berantem, hanya saja secara sembunyi.

    Saya upload di instagram saat saya romantis saja dengan suami. Mana mungkin saya upload pas berantem? Makanya, kadang suami orang lebih keren dibanding suami sendiri dan akhirnya kita ngeluh. Seharusnya kita menerima suami apa adanya. Saya pernah bertanya kepada suami-istri yang sudah menikah 20 tahun, 30 tahun, 40 tahun. Intinya mereka hanya memberi saran untuk sabar.

    Kenapa menikah merupakan 1/2 dari agama? Karena menjalaninya sangatlah sulit. Kalau tidak saling menerima dan sabar mungkin baru 5-10 tahun berumah tangga sudah pisah. Makanya sabar adalah hal yang utama. Saya dari kecil tidak pernah melihat orang tua berantem. Karena dulu ortu saya berantem hanya di kamar saja. Dan pelan-pelan supaya tidak kedengaran anak-anak. Itupun anak-anak sudah tidur. Makanya kepada para orang tua jangan sampai berantem di depan anak. Itu akan menganggu psikologis anak dan membuat anak benci sama orang tuanya

    5. Peran manusia sebagai makhluk sosial

    Kita harus berusaha sekuat-kuatnya untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Jangan menggunjing, gibah, atau hanya mengkritik saja. Jika ada berita/infotainment seputar artis, cukup kita belajar saja atas kejadian tersebut dan ambil hikmahnya. Jangan malah jadi gibah atau menggunjing.

    Tulisan di atas berasal dari catatan kontributor CIAMIS.info Gina Albiah Rasdi (@ginaalbiah) atas kajian yang disampaikan Ustadzah Oki Setiana Dewi (Umma Oki) pada kegiatan Safari Dakwah di Masjid Agung Ciamis, Sabtu (11/1/2020) pukul 13.00 hingga 15.00 WIB. Jika Anda memiliki catatan tambahan silakan menyampaikan lewat komentar.

    Kontributor: @ginaalbiah
    Foto: @irma_ciamis
    Editor: @ciamis.info

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Sejarah

    Fiksi

    Inspirasi