• FYI

    13 Mei 2021

    Komunitas Bebek Classic Rajadesa, Para Pecinta Otomotif yang Bersatu karena Bektu


    Kegiatan berbagi takjil yang diadakan oleh kalangan Bikers Rajadesa pada hari Jumat (7/5/2021) kembali mencuatkan kehadiran sebuah komunitas kecil yang unik, tetapi mampu mencuri perhatian.

    BCR (Bebek Classic Rajadesa), demikian nama komunitas tersebut, merupakan kumpulan para biker pengguna dan pecinta sepeda motor klasik alias bektu (bebek tua) tipe C50, C70, C90, atau grand yang berasal dari wilayah Kecamatan Rajadesa dan sekitarnya.

    Tidak ada kegiatan khusus yang dilakukan oleh komunitas ini, menurut pengakuan awal dari Jabbar, salah satu personel BCR. Meski demikian, dokumentasi perjalanan yang ditunjukkannya kemudian, memperlihatkan beberapa perjalanan jarak jauh yang cukup menarik jika dikaitkan dengan usia kumpulan motor bebek tersebut.

    “Kegiatannya mah paling menghadiri acara dan perjalanan saja,” tuturnya pada CIAMIS.info.

    Diungkapkan Jabbar, kelahiran komunitas BCR bermula dari pengalaman dirinya ketika mengikuti sebuah kegiatan motor. Saat itu, ia ditanya mengenai asal komunitas atau klub yang diikutinya. Ia mengaku datang secara pribadi dan independen. Namun, sesudahnya ia mulai berpikir untuk membuat sendiri komunitas yang memiliki kesamaan hobi dengan dirinya.

    BCR berdiri pada tanggal 28 Desember 2018 dengan 3 orang anggota saja pada awalnya. Semua pemiliki kendaraan bermotor yang dapat dikategorikan sebagai bebek klasik atau bektu dapat bergabung dengan komunitas ini dan kini tercatat ada 15 anggota yang bergabung dalam wadah tersebut.

    Meski relatif masih baru, komunitas tersebut tergolong cukup aktif menghadiri berbagai event motor berskala regional maupun nasional. BCR pernah berangkat ke acara Kopdargab HCI Jabodetabek ++ di Villa 27 Cisarua Bogor, 28 April 2019. Kemudian, BCR turut hadir pada acara anniversary Baraya Classic Bandung (BCB) agustus 2020. Kemudian, mengikuti JAMNAS HCI XVI di Resort Prima Sangkanhurip, Cirebon, pada 14-15 September 2019.


    Tak hanya itu, komunitas BCR juga 'ngangon bebek' ke Panyaweuyan, touring ke Banten, mengikuti Family Gathering yang diselenggarakan oleh Pangandaran Honda Klasik, dan berbagai even lainnya.

    Semua perjalanan tersebut memiliki kesan dan cerita tersendiri. Terlebih, motor-motor yang digunakan berusia relatif senior. Salah satu kejadian yang kadang dialami adalah, "Motor Abah ambek (marah), efek tarik teuing (terlalu kencang)."

    Jabbar mengungkapkan, keanggotaan BCR terbuka bagi siapa saja dan tidak membeda-bedakan latar belakang. Syarat utamanya adalah memiliki sepeda motor keluaran tua, yaitu C50, C70, C90 atau grand. Singkat kata, yang penting termasuk bebek classic. Anggota harus berusia 18+, dan tidak dikenakan biaya pendaftaran.

    “Kami berharap dengan bergabung di dalam komunitas ini bisa menambah teman, menyalurkan hobi kita tentang motor klasik, dan memperluas wawasan,” ungkap Jabbar.

    Saat ini, komunitas yang dipimpin oleh Ketua Rahman, Sekretaris Jabbar dan Bendahara Fakhri tersebut beranggotakan para owner bebek klasik yang umumnya berasal dari kawasan Rajadesa, tetapi tetap merangkul member dari Rancah, Kawali dan sekitarnya. Motor paling sepuh, dikatakan Jabbar, tercatat unit bektu oren keluaran tahun 1975.

    “Saya bersyukur dapat menambah persaudaran tanpa membedakan satu sama lain di BCR ini,” pungkasnya.

    Penulis: @ciamisnulis
    Editor: @ciamis.info

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Sejarah

    Fiksi

    Inspirasi