• FYI

    14 Mei 2021

    Sedang Berlabuh di La Paz Mexico, Teureuh Asli Panjalu ini Sampaikan Salam Lebaran untuk Warga Ciamis


    Datangnya Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1442 H disambut dengan gembira oleh segenap kaum muslimin di seluruh dunia, termasuk warga Tatar Galuh Ciamis. Di tengah-tengah masa pandemi yang sudah begitu banyak memengaruhi sendi-sendi kehidupan, hari Lebaran ini tetap menjadi momen istimewa yang dinanti-nantikan.

    Meski cukup banyak warga Ciamis di perantauan yang terpaksa menahan diri untuk tidak mudik dulu, sebagian lainnya tetap melakukan perjalanan untuk menemui keluarga di kampung halaman. Hal tersebut menunjukkan begitu berartinya momen Idul Fitri, saat berkumpulnya semua anggota keluarga dan menjalin tali silaturahmi kekerabatan, dan seolah menjadi sebuah keharusan yang sama sekali tak dapat ditinggalkan.

    Tidak demikian halnya dengan apa yang dijalani oleh Asep Supriadi, warga Panjalu yang tahun ini merayakan Idul Fitri di belahan dunia yang lain. Dirinya sedang menjalankan tugas sebagai salah satu awak kapal pesiar Holland America Lines yang saat ini sedang membuang jangkar di laut sekitar La Paz, Mexico.

    Wilujeng boboran, minal aidin wal faizin,” sapa Asep ramah dalam percakapan daring bersama CIAMIS.info, Kamis (13/5/2021).

    Meski sudah cukup lama mengembara, logat Sunda Ciamisan-nya tidak hilang dan ia mengaku ‘lemah cai’-nya di Dusun Simpar, Desa/Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, tak akan pernah tergantikan.

    Diungkapkan Asep, meski kapal pesiar tempatnya bekerja saat ini sedang melakukan pelayaran, tetapi tidak ada penumpang yang ikut di dalamnya. Pekerjaan para awak pun relatif santai untuk saat ini, dengan aktivitas merawat kapal dan melakukan pengecekan rutin fasilitas-fasilitas untuk para tamu.

    Pelayanan untuk para penumpang rencananya baru akan dimulai pada pertengahan bulan Juli 2021, dan para awak akan melakukan persiapan penerimaan tamu di akhir bulan Mei ini.

    “Itu pun melihat perkembangan situasi pandemi global. Kembali lagi pada otoritas CDC (Centers for Disease Control and Prevention) yang memberi izin, dan melihat angka kasus terlebih dahulu,” ungkapnya.
    Suasana salat Id di kapal pesiar, Philipina, tahun 2019 lalu.

    Holland America Lines, tutur Asep, adalah perusahaan kapal pesiar dunia berbendera Belanda yang berkantor pusat di Amerika Serikat, sehingga akan mematuhi regulasi negeri Paman Sam tersebut. Sejatinya, kapal yang diikutinya melayani rute pelayaran Eropa, tetapi selama pandemi ini semua armada kapal pesiar Holland America Lines ditarik pulang ke wilayah Amerika Serikat.

    Rencananya, kapal pesiar mewah dengan kapasitas muat 2.200 orang penumpang (termasuk awak) tersebut akan berada di lepas pantai La Paz, Mexico, hingga tanggal 20 Mei 2021. Namun, Asep dan awak kapal lainnya tak mendapat kesempatan untuk turun ke daratan, mengingat kondisi saat ini. Selanjutnya, kapal akan kembali berlayar ke San Pedro, Amerika Serikat.

    “Kapal ini sebenarnya melayani rute wisata. Jadi, saat sedang berlabuh, biasanya para awak juga punya kesempatan untuk ikut turun dan mengunjungi lokasi-lokasi wisata di negara tujuan,” tutur Asep.

    Tahun ini, imbuhnya, kondisinya sangat berbeda dengan tahun lalu, saat ia mengikuti kontrak pelayaran di jalur Asia. Waktu itu, ia dan para awak yang lain dapat ikut turun dan berkunjung di beberapa negara yang dikunjungi, pada saat sedang bebas tugas.

    Merayakan Hari Raya Idul Fitri 1442 H di atas kapal pesiar, tutur Asep, juga terasa amat berbeda. Tahun 2019 lalu, Asep dan para awak kapal dapat melakukan salat Id dengan leluasa di wilayah Philipina, sebab jumlah kru muslim relatif banyak, dan kapten kapal pun memfasilitasi kebutuhan ibadah tersebut dengan baik. Saat ini, jumlah kru yang beragama Islam relatif sedikit, sehingga salat Id dilaksanakan oleh masing-masing individu saja.

    Namun demikian, Asep tetap mengikuti suasana Lebaran di kampung halaman setiap harinya. Kapal yang ditumpanginya memberi keleluasaan akses internet bagi semua awak, sehingga ia dapat melakukan sambungan video call setiap harinya dengan lancar pada istri dan anak-anaknya di kampung halaman. Ia juga dapat memantau kondisi terkini melalui kanal-kanal berita maupun saluran media sosial.

    Keterpisahan karena jarak memang kadang terasa menyedihkan, tetapi cara di dalam memandangnya akan mengubah sikap dalam menghadapinya dengan lebih baik. Terlebih, jika yang sedang dijalani adalah sebuah perjuangan demi keluarga dan masa depan yang lebih baik. Setidaknya, itulah pandangan yang diungkapkan Asep Supriadi, seorang pituin putra Tatar Galuh Ciamis, teureuh Panjalu, yang kini sedang mengembara di belahan dunia yang lain.

    “Selamat merayakan Idul Fitri, hari Lebaran, untuk semua warga Ciamis. Hapunten lahir sinareng batin. Sebagai 'quote for today' mah ini saja: ‘Merantaulah, biar tahu rasanya rindu!’, hehehe,” tutur Asep dengan tawa renyah di ujung percakapan.

    Penulis: @ciamisnulis
    Editor: @ciamis.info

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Sejarah

    Fiksi

    Inspirasi