• FYI

    04 Januari 2020

    Mereka di Balik Kemenangan Film 'Toleransi Masyarakat Susuru'


    Keberhasilan Tim SMKN 1 Rancah meraih 'Anugerah Atikan Jabar 2019' dalam kategori lomba video dokumenter cukup mengejutkan, sekaligus sangat menggembirakan, bagi masyarakat Ciamis. Apresiasi positif disampaikan oleh banyak pihak, bahkan sebuah kegiatan khusus digelar untuk menonton bersama-sama, sekaligus berdiskusi tentang pesan yang dikandung oleh film pendek tersebut.

    Namun, siapa sebenarnya yang berada di balik keberhasilan film “Toleransi Masyarakat Susuru”? CIAMIS.info berusaha menggali keterangan lebih lanjut mengenai hal tersebut.

    Keikutsertaan SMKN 1 Rancah ternyata dimulai dengan adanya pengumuman FLS2N (Festival Lomba Seni Siswa Nasional) pada sekitar bulan April 2019. Festival dan lomba tersebut merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Jawa Barat.

    Setelah undangan lomba film dokumenter bertema ‘Persatuan Indonesia’ tersebut diterima, sebuah tim kecil dibentuk di SMKN 1 Rancah. Tim terdiri atas Cica Apriliyanti (director), Anggi Permana (cameraman 1), Muhammad Zulfikri (cameraman 2 & editor) dan Zidan Mardiana (design production), didampingi Aep Gunawan, S.Pd. dan Eggy Aditiar, S.Pd. (keduanya guru sekaligus pembimbing).


    Pemilihan Dusun Susuru, Desa Kertajaya, Kecamatan Panawangan, sebagai lokasi pembuatan film dokumenter tidak diputuskan tiba-tiba, melainkan melalui proses cukup lama. Tim sempat berhari-hari melakukan riset dan survey di kota Ciamis, sebelum akhirnya memilih lokasi di Dusun Susuru. Lokasi tersebut dipilih karena dinilai sangat beda dari yang lain dan memiliki banyak hal yang dapat ditampilkan sebagai pembelajaran positif tentang toleransi beragama.

    Kegiatan pra-produksi dilaksanakan pada bulan April hingga Juni 2019, berupa pembuatan ide, riset tempat dan wawancara. Produksinya sendiri dilakukan pada bulan Juli hingga September 2019, berupa proses syuting di lokasi. Tahap pasca-produksi berlangsung pada bulan Oktober 2019, berupa editing dan penyelesaian akhir.

    Keseluruhan tahapan kemudian dilengkapi dengan mengadakan acara nonton bareng bersama warga Dusun Susuru, yang turut dihadiri aparat desa dan anggota FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) setempat. Kegiatan yang berlangsung di Aula Bale Desa Kertajaya ini dimaksudkan untuk klarifikasi agar tidak ada kesalahan di dalam film yang dibuat. Semua pihak merespon dengan baik hasil produksi yang ditampilkan.


    Sutradara film ‘Toleransi Masyarakat Susuru’ Cica Apriliyanti mengaku sudah pasrah tentang hasil akhir penilaian juri lomba dan tak memiliki firasat akan memenangkan perlombaan. Persaingan juga dirasa sangat berat, sebab kompetitor memiliki kelebihan dalam hal kesesuaian jurusan sekolah. Tak ayal, kemenangan menjadi hal yang cukup mengagetkan.

    “Kami sangat bersyukur sekali, sebab sebelumnya bisa dibilang pasrah lah, karena di sana kami bertemu dengan sekolah khusus perfilman,” tutur Cica, siswi jurusan akuntansi, kepada CIAMIS.info.

    Cica menuturkan, pada tahapan FLS2N sebelumnya mereka meraih juara 3, sementara tim lain dari sekolah khusus perfilman meraih juara 1. Tekad kuat Cica dan kawan-kawan untuk terus memberikan yang terbaik dengan memperbaiki kekurangan pada saat menjadi juara 3, serta didukung oleh semua pihak, akhirnya membuahkan hasil manis. Tim SMKN 1 Rancah naik ke panggung dan meraih 'Anugerah Atikan Jabar 2019' sebagai juara 1 film pendek dokumenter.

    “Tidak ada kata puas bagi kami untuk terus berkarya, masih ada satu tujuan kami yang belum tercapai, yaitu menembus tingkat nasional,” pungkas Cica bersemangat.

    Foto: @cicaapril23
    Editor: @ciamis.info

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Sejarah

    Fiksi

    Inspirasi